Another example that interesting for me..
Masih tentang sebuah situasi dan kondisi akan mempengaruhi bahkan mengubah perasaan manusia.
Aku punya teman, sebut saja namanya Jimmy. Jimmy ini punya pengalaman buruk dengan yang namanya pacaran, dan dia boleh dibilang berubah jadi seorang laki-laki yang suka mempermainkan perasaan perempuan. Tipikal yang keras kepala, dan boleh dibilang playboy. Sebutan lingkungan kita untuk dia adalah "player" atau "buaya". :)
Si Jimmy ini sebulan lalu,di tempat kerjanya, berkenalan dengan seorang perempuan yang sama sekali bukan tipenya (ini menurut dia).
Si perempuan ini ternyata orangnya cukup cerdas dan enak untuk diajak bicara.
Hubungan mereka berlanjut dengan saling telepon yang cukup sering.
Satu hari sekitar 3 minggu yang lalu, saat dia baru beres menelpon sang perempuan, aku bertanya kepadanya, "mulai serius untuk berhubungan yang benar lagi jim ?" tanyaku.
"Hahahaha, in your dream 8erz, kamu tahu sifatku, aku cuma senang ngobrol dengan dia aja, ngabisin waktu kosongku." jawabnya.
"Setahuku, cara kamu menjadi player, tidak termasuk banyak telepon-teleponan ? apalagi kamu kan orangnya pelit pulsa ?" tanyaku lagi.
Dia menjawab dengan mengangkat bahunya ," Kebetulan aja aku lagi banyak duit bulan ini, lagipula, kebetulan kartu dia sama denganku, jadinya ga terlalu mahal." (kedua-duanya punya kartu XL)
Aku tersenyum kemudian berkata," Jim, kalau kamu telepon-teleponan sama dia kaya gitu, sampai sehari bisa dua atau tiga kali, apalagi ditambah sms kaya gitu, lama2 kamu bisa suka dan sayang loh sama dia."
Dia menggeleng, " Ga mungkin, pertama, dia bukan tipeku sama sekali (maksudnya penampilan dan fisiknya), kedua, niatku cuma bermain-main saja kok dengan dia, sekedar nambah-nambah TTM (Teman Tapi Mesra), dan yang ketiga, Rumahnya jauh dari rumahku, kalau aku pacaran sama dia, males banget kan apelnya ? Dia cuma enak diajak ngobrol, dan akan jadi teman yang enak diajak ngobrol saja, cuma itu".
"Ya sudah, gimana kamu aja deh jim, aku cuma akan tertawa aja kalau nanti ternyata satu-satunya player di kelompok kita ternyata jatuh hati dan terikat." Lanjutku lagi.
Dia dengan cepat menyanggah, "Ga mungkin, lagian, kalau hatiku jatuh, ambil aja lagi, kalau terikat, ambil aja gunting, hehehehehe."
9 hari yang lalu, Jimmy mengajakku ngobrol dan tebak apa isi pertanyaan dia ?
"Menurut kamu, aku bisa maju dan jadi pacar dengan dia ngga ya ?"
Aku masih berlagak cuek dan berkata, "ya maju aja, biasanya juga kan kamu gitu ? banyak pacar ngga jelas ?"
Jimmy terlihat sedikit kesal," Bukan itu maksudku 8erz, maksudku pacaran yang serius. Apa dia bisa nerima aku ya ? "
"Hee, maksudnya serius ? kamu bakalan setia gitu ?" tanyaku.
"Ugh kamu ini ! semacam itulah", sahutnya sambil bersungut.
Aku tersenyum, "well, Ya gimana kamu dong ? Tumben kamu khawatir untuk ditolak? Bukannya kamu pernah bilang, "Jimmy ga bisa ditolak"?."
" Aku juga ngga ngerti, aku takut buat "nembak", Aku takut kalau aku ditolak oleh dia". jawabnya.
"Jujur aja Jim, kalau perasaan kamu tulus dan kamu sampaikan dengan tulus dan jujur juga, dia juga bakal menanggapi dengan tulus dan jujur, Kalapun ditolak, ya sudah, jadikan pelajaran aja." sahutku
6 Hari yang lalu, Jimmy membawa pacarnya dan memperkenalkan dia ke teman-temannya termasuk aku. (Dia ngga pernah sampai memperkenalkan teman/pacarnya sebelumnya)
Dan sesuai janjiku, aku bersalaman dengan mereka berdua, memperkenalkan diriku, sambil tertawa-tawa, yang membuat sang nona terheran-heran (pasti dia menganggapku orang aneh sekarang), dan sang "eks-player" kita terlihat sedikit cemberut sambil malu2.
Sampai hari ini, aku melihat perubahan besar dalam diri jimmy dalam memperlakukan seorang perempuan, mungkin memang pada dasarnya dia itu laki-laki yang romantis ya ? :)
8erz,06