Spill it out, tell her/him !
Kadang aku suka heran pada orang2 yang merasa amat susah untuk mengemukakan kebenaran perasaan yang ada di hatinya, jika sudah menyangkut hal2 yang di sebut "LOVE".
Sebenarnya, kalau boleh dibilang, 80% orang yang "curhat" padaku tentang love, selalu memiliki masalah yang intinya sama, dan tentu saja, 80% anjuranku tentang love juga pada intinya tetap sama, yaitu --> SPILL IT OUT, LET HIM/HER KNOW.
ambil contoh, ada teman perempuanku yang merasa kecewa pada pacarnya, karena pacarnya tidak pernah menunjukkan perhatian khusus padanya sejak mereka jadian. Kekecewaanya terus bertambah seiring waktu. "Benteng" yang menahan dia untuk membicarakan hal ini dengan pacarnya, adalah " Aku takut dia marah, aku takut akan dicap manja dan meminta selalu lebih".
Sekilas, terdengar sebagai pernyataan yang valid, tapi bagiku, malah terdengar konyol.
Maksudku, apa yang dia khawatirkan kan belum tentu terjadi, sedangkan perasaan kecewa dia sudah jelas dan nyata. Bentengnya, hanyalah anggapan dia semata. He is your boyfriend for god sake ! Tell him your feeling, and sort it out together, That is the art of relationship !
Akan jauh lebih baik, jika pacarnya tahu akan keadaan hubungan mereka sebenarnya dan kemudian mereka duduk bersama, mencari solusinya.
Ada lagi, pernah salah satu temanku, Geri, bercerita padaku bahwa dia "ditembak" oleh cewek (ceweknya memang cukup agresif), yang kebetulan bukan tipe yang dia suka dan dia tidak mungkin menerima dia.
Lucunya, bukannya menolak langsung, geri malah bilang pada cewek itu bahwa dia sesungguhnya suka dan sayang juga, tapi masih belum mungkin untuk jadian, karena dia masih konsentrasi untuk SPMB ( yep, geri lebih muda dariku).
Kemudian dia bertanya padaku, apa tindakannya benar ? karena dia tidak mau cewek itu terlalu kecewa dan benci padanya, berhubung dia sudah sekelas dengannya selama 1 tahun dan selama ini hubungan dengannya sebagai teman baik2 saja.
OK Geri, jadi kamu lebih memilih untuk membohongi dia, memberi dia harapan kosong, dan "menggantung" dia ?
Bagiku, kedengarannya, tindakan itu malah seperti menyiksa.
Setidaknya, kalau geri menolak dia, dengan cara halus tentunya, dan menceritakan, bahwa dia sangat tidak suka pada cewek yang merokok ( ini dia alasan utamanya ), mungkin dia bisa memperbaiki sifatnya di kemudian hari.
Kalau memang sebenarnya suka, kenapa tidak dicoba menjalin hubungan dengannya dan secara berangsur-angsur "mendidik" cewek itu ?
For God Sake, Stop the lie, tell the truth, spill it out, tell her the truth !
Apa kamu ga tahu ? bahwa yang paling perih dalam soal cinta itu adalah kalau kamu dibohongi, atau digantung tanpa kepastian ?? She is your friend right ?
Kalau sampai ketahuan dari orang lain, geri bukan lagi akan dibenci selama seminggu, tapi bakalan seumur hidup, dan chance untuk memperbaiki sifat cewek itu akan semakin kecil, karena dia akan menganggap --> "geri adalah seorang pembohong yang bedebah, apa salahnya dengan cewek yang merokok ?"
masih banyak lagi kasus yang disodorkan padaku, aneh, unik dan macam2, yang pada dasarnya, masalahnya tetap sama. yang paling umum, tentu saja, tidak berani mengungkapkan perasaan suka/sayang karena benteng emosional yang amat beragam.
Hey people, love is about truth and trust !
well, just my opnion in this late of night.
eighterz '06