Pendekatan Refleksi Diri
"Refleksi diri"
Berapa orang yang menganggap kata ini mudah untuk dijalankan ya ?
Ada yang bilang, "Gampang kok 8erz, itu kan cuma masalah melihat siapa aku dan apa saja yang telah kuperbuat."
Benarkah, hanya itu saja ?
Orang yang sama yang bicara diatas, adalah orang yang sama yang menjadi marah kepadaku, ketika aku mengajaknya merefleksi dirinya sendiri pada satu masalah yang dihadapinya. Masalah yang dia anggap sebagai kesalahan dari orang lain dan bukan dirinya sendiri.
Kemarahan yang menunjukkan bahwa proses refleksi diri yang dilakukan, tepat mengenai sasaran di dalam dirinya. Menjadi marah karena dia terpojok, oleh dirinya sendiri, untuk mengakui bahwa inti masalah justru ada didirinya sendiri dan bukan pada orang yang dia kambing hitamkan secara tidak sadar.
Aku dikenal sebagai orang yang mampu dengan cepat mendapatkan inti masalah kemudian membangun solusinya. Karena hal inilah, aku sering menjadi tempat "curhat" orang-orang sekitarku. Bukan hanya sebagai tempat untuk berbagi perasaan, tapi sebagai problem solver. Lucunya, hampir 70% inti masalah yang ditemukan dalam sesi "curhat bersama 8erz", sebenarnya adalah hasil dari proses refleksi diri mereka sendiri. Seringkali inti masalahnya adalah perilaku atau keputusan yang mereka pilih sendiri di waktu-waktu sebelum masalah terjadi. Aku cuma menjadi "trigger" proses refleksi diri ini, dengan atau tanpa mereka sadari.(Kesimpulannya, aku sama sekali bukan analis masalah yang handal, aku cuma lebih mengenal pendekatan refleksi diri untuk menemukan inti masalah, toh akhirnya mereka sendiri yang menemukan inti masalahnya)
Saat ini, aku sampai hampir mengambil kesimpulan, bahwa masalah yang terjadi di sekitar kita, melalui berbagai kejadian yang terkoneksi melalui "pertalian nasib", baik yang "terlihat secara langsung" maupun tidak, sebenarnya diciptakan oleh diri kita sendiri.
Sayangnya, seperti banyak orang bijak bilang, adalah lebih mudah menyalahkan penyebab masalah kepada orang lain, situasi kondisi, atau seringkali "bisikan setan" (setan paling gampang dikambing hitamkan karena ngga pernah protes).
Banyak...banyak sekali yang terjebak dengan hal ini.
Seringkali kebencian yang salah sasaran,muncul hanya gara-gara kegagalan proses refleksi diri.
Banyak orang yang tidak mau susah-susah merefleksi dirinya sendiri untuk memperluas kemungkinan pencarian inti masalah. Dan lebih banyak lagi orang yang tidak mau menerima hasil proses refleksi diri yang mereka lakukan sendiri.
Padahal, semua pasti setuju, sebuah masalah akan lebih cepat beres, saat kita mencabut akarnya. Tapi susah sekali mengakui, jika "akar" tersebut, justru ada dalam diri kita sendiri.
Banyak sekali contoh kasus yang bisa kubeberkan tentang kegagalan proses refleksi diri ini. dari skala individu, bahkan sampai skala multinasional. Tidak usah jauh-jauh deh, hal yang menimpa Indonesia akhir-akhir ini juga, banyak yang terjadi gara-gara gagal merefleksi diri. Khusus tentang indonesia, ada event yang pernah membuatku tertawa. Yakni salah satu isi acara infotaiment. Isi acara tersebut membuatku tergelak karena ternyata bagi beberapa orang, lebih mudah menyalahkan penyebab banjir dan longsor kepada "peperangan Jin", daripada menyadari kesalahan budaya buang sampah sembarangan dan pemotongan kayu ilegal. For God's Sake !
Aku yakin, masih banyak study case yang bisa kita analisa dengan metode refleksi diri ini, baik di kehidupan pribadi, oraganisasi ataupun negara. Apa anda sedang terganggu dengan sebuah masalah ?? coba analisa dengan pendekatan refleksi diri... mungkin saja inti masalahnya ada pada diri anda sendiri :)
( I tell u, this is one of the most amazing tool to make your life more easy and beautifull, when u use it right)