Tuesday, April 04, 2006

Bakat ? bukan dong !

Salah satu temanku yang berasal dari luar Jawa mengeluh padaku setelah beres satu sesi presentasi di sebuah mata kuliah Computer Networking.
"Gua kok susah banget ya bicara di depan orang. Begitu berdiri di depan untuk presentasi, otak gua langsung blank. Apalagi setelah saat bagian gua untuk bicara. Aku iri ke lo 8erz, presentasi lo minggu kemarin terlihat begitu santai tapi tetap bisa membuat seluruh kelas tertarik dengan materi yang lo bawa."
Aku memandang dia sejenak, lalu berbicara dengan nada bercanda," Terus, kalau memang iri, sekarang apa selanjutnya yang bakal kamu lakukan ? "
Dia menghela nafas dan tersenyum lemah," yah, ga ngapa-ngapain sih, mungkin memang gua orangnya seperti ini. ngga bakat kali ya." dia menambahkan dengan nada cukup sinis," ngga kaya lo yang serba bisa."

Aku tersenyum," kok aku ngga merasa dipuji yah. hehehe."
Dia sedikit tergelak," sori, gua sinis ya ? hehehehe, tapi memang sih, gua kadang suka sebel dengan orang-orang kaya lo, kok bisa sih kita seumuran, tapi lo keliatan lebih sukses dariku
dalam hampir semua bidang. Lo enak banget, dikasih bakat darisononya."
Aku menimpalinya setelah menyalakan rokokku," Teman, aku mau tanya. apa kamu melihat aku sebagai orang yang lebih banyak sukses dari kamu ?"
Dia mengangguk.
Aku meneruskan omonganku," kalau begitu, disitu letak kerugian kamu. tau ngga, pandangan kamu tuh salah total. Aku bisa bilang begini. Saat ini, orang yang sedang bicara didepanmu ini, adalah orang yang jauh lebih banyak gagal daripada kamu."
Dia terdiam sambil memandang dengan mata yang digelayuti tanda tanya," jauh lebih banyak gagal ?" gumamnya.

"Yep, Coba kamu ingat2, kapan pertama kalinya kamu melakukan presentasi dalam pelajaran disekolah ? " tanyaku.
Dia berpikir sebentar, lalu menjawab," hmm...mungkin waktu aku SMP kelas 3"
"nah," sambungku,"terbukti kan, aku mulai presentasi di depan kelas seperti itu dari kelas 4 SD loh, dan tempatku sekolah, dari SD, SMP sampai SMU, kebetulan adalah sekolah-sekolah yang punya guru-guru yang senang nyusahin muridnya untuk presentasi dalam mata pelajarannya. Dan jangan salah, banyak sekali presentasiku yang kacau. Masih mending kalau kamu cuma malu didepan kelas, aku sempat membuat hal yang malu-maluin di depan kelas."
Dia terlihat berpikir.

Aku kemudian melanjutkan," Begitu juga buat yang lainnya, kalau kamu melihat aku lebih sukses dari kamu dalam satu bidang, menurutku, pasti karena aku sudah lebih banyak gagal di bidang tersebut daripada kamu. Tapi kemudian, pertanyaannya adalah, saat aku gagal, apa yang harus aku lakukan ? iri pada orang ? menyerah ? memvonis diri sendiri ? atau sebaliknya, terus berusaha memperbaiki diri sambil berpegang pada prinsip, bahwa kesuksesan itu diraih dari satu kegagalan ke kegagalan lainnya dengan tanpa kehilangan antusiasme"
Dia menyanggah", Gua sedikit ngga setuju 8erz, masalahnya, umur lo ngga beda ama gua. Harusnya pengalaman kita juga ngga jauh beda."

Aku tersenyum," Aku ngga percaya pengalaman ditentukan oleh rentang waktu. ambil contoh, orang yang ketika gagal terus menggerutu, kesal, lalu menyerah, dengan orang yang ketika gagal, terus bangkit lagi dan bangkit lagi dan bangkit lagi, dalam waktu setahun aja, mana yang pengalamannya akan lebih banyak ?"
Dia menjawab," orang yang kedua."
" Nah, logikanya aja begitu kan ? jadi perbedaan kamu dan aku cuma prinsip kok, bukan bakat. Kalau kamu ingin terus mengembangkan diri, coba sedikit modif prinsip kamu. Coba kejar satu level dalam hidup, dimana melakukan sesuatu dengan keseriusan dan menikmati prosesnya jadi lebih penting daripada hasil akhir dan menang atau kalahnya" sambungku.
Dia kembali bergumam, " masuk akal, benar juga yah ?"

Aku kemudian minum lalu bertanya," nah, sekarang aku bertanya lagi, kalau memang iri, apa yang bakal kamu lakukan sekarang ? "
Dia tersenyum lalu mengangkat tangan", ya deh 8erz, gua ga akan menyerah untuk memperbaiki diri. "
"di segala bidang." tambahku.
"di segala bidang." sahutnya.
" Aku tambahkan satu lagi deh, bilang kalau kamu ngga setuju dengan statement ini, One of the easiest way to succeed is to watch what other successful people doing, and then take it a step further !" tambahku.

Dia terdiam sejenak, lalu menyahut,
" aku setuju." jawabnya
"hehehe, sekarang malah kebalikannya loh, kalau kamu setuju dan percaya, berarti sebenarnya kamu malah lebih beruntung dariku. " sambungku.

"maksudnya ?" tanyanya.
Aku tersenyum," loh, iya dong. indahnya kata-kata take it a step further adalah itu berarti, kamu ngga harus melalui pengalaman seperti yang aku alami untuk mencapai tahapku sekarang, tapi tinggal mencuri ilmu, kemudian mengembangkannya lagi. Bukannya itu malah keberuntungan kan ? " tanyaku.
Dia mengangguk dan tersenyum senang. " hehehe iya juga ya."
"Told you. Jadi, saat sebenarnya kamu beruntung seperti ini, kalau kamu berpikir untuk menyerah, kan sebenarnya bodoh dong ?" tutupku.


8erz '06


5 comments:

Anonymous said...

Keadaan dan kemampuan seorg manusia
ditentukan oleh anggapannya sendiri
terhadap dirinya sendiri dan
usaha/upaya dirinya yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh sepenuh hati
dan penuh semangat keikhlasan.

Bila dia pantang menyerah,
maka pada saatnya, dia pasti sukses
asal dia kuat kesabarannya
dalam menjalani semua proses yang
jatuh-bangun berulang kali itu.

Kegagalan fatal hanya terjadi
kalau dia menyerah dan putus-asa.

Anonymous said...

kegagalan fatal bisa juga terjadi pada saat qta ga bisa ngambil pelajaran dari kegagalan-kegagalan sebelumnya.
yang perlu dicatat juga, kegagalan akan bisa diminimalisasi kalo kita merencanakan sebelumnya dengan baik.
fail to plan, is plan to fail.

eighterz said...

fail to plan is plan to fail !
wow, menarik jill, udah lama tidak mendengar kata-kata itu.

kegagalan fatal terjadi saat kita menyerah ! aku juga setuju salamander !

Tuhan itu adil, saat kita mau berusaha lebih baik daripada orang lain, kita juga akan mendapat hasil yang lebih baik dari orang lain.
Aku ambil contoh ekstrim. Saat seseorang menghabiskan waktunya untuk belajar lebih keras dalam terorisme, dia bisa menjadi teroris kenamaan dunia juga, ya ga ?

Kasus WTC, aku rasa adalah kasus terorisme yang sudah diplanning sedemikian rupa, sedetail mungkin dalam proses penggodokan yang aku rasa pasti sangat lama, sehingga bisa berjalan hebat seperti itu. Jangan salah, bukannya aku menyetujui tindakan seperti itu. Aku cuma menunjukkan, bahwa proses akan berujung hasil.

nah :) sekarang pertanyaannya adalah, mana yang lebih dulu harus kita pikirkan ? proses duluan, atau hasil duluan ?

8erz'06

Anonymous said...

Yang pertama tentunya,
there were dreams of a better one,
a beautiful world,
a beautiful life,
a beautiful enterprise
or any other beautiful dream.

Yang kedua adalah "connection"
yaitu the link between that dream
with our realistic existing today,
any network connection available,
or a has to be created connection.

Yang ketiga, masterplan and skedul
in a realistic time phase,
could be in months, years or more,
and make a detail planning of each
And then,
we will see a critical path plan.

Yang keempat, ikuti POAC principle:
Planning Organizing Actuating and
Control.

Yang kelima hasil antara yang akan jadi feedback control to check and
update the process when necessary,
sampai ke hasil akhir yang sukses.

Itulah Panca-sila...kan ?

eighterz said...

Exactly !
Lima proses break-down yang dipaparkan gajahmada aku rasa merupakan model yang yang sangat baik.
1.Dream it
2.Realization it
3.Plan it
4.POAC it
5.Feedback

8erz'06