Tuesday, January 02, 2007

Human is Good Nature Creature !!

Dari dulu aku selalu percaya bahwa manusia pada dasarnya baik.
Dan mungkin karena sifat dasarku yang memang mempercayai hal ini, banyak orang yang berbuat baik padaku, bahkan para preman-preman yang katanya kasar dan jahat.

Zen pernah bilang : "Seorang penjahat pembunuh sekalipun, jika melihat seorang anak kecil hampir jatuh ke sumur, dia tidak akan berpikir dua kali untuk menolong. Bukan karena dia takut untuk dibilang kejam, atau karena ingin dipuji, namun karena refleks dia sebagai manusia akan menolong anak kecil itu. "

Seorang bijak pernah berkata : "Selalu membutuhkan alasan untuk berbuat jahat, namun kita tidak perlu sebuah alasan untuk berbuat baik atau menolong orang."

4 agama yang kutahu, dengan bahasanya masing-masing mengungkapkan hal yang sama : "manusia dilahirkan bersih dari dosa."


Kesimpulannya ?
Esensi manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan sifat berbuat baik. Setiap manusia memiliki kecenderungan seperti itu.
Dalam agama islam, Iblis lah yang terus menerus memperdaya manusia, dalam topik ini, aku berpendapat "Iblis lah yang dengan menunggangi nafsu, terus menerus menciptakan dan membisikan alasan-alasan untuk berbuat jahat kepada manusia."

Apa artinya ? kalau begitu, saat seorang manusia melakukan perbuatan tidak terpuji, berarti sesungguhnya dia sedang lupa pada dirinya sebagai manusia, dia sedang dalam kondisi "trance" dan tidak mengenal dirinya sendiri. Ini sesunguhnya yang dimaksud "manusia jahat bukanlah manusia".

At this point, saatnya bertanya :
Apa segitu susahnya untuk berbuat baik ?
atau..
Apa segitu susahnya untuk mengenal diri sendiri ?

Kalau Tuhan saja menciptakan kita dengan kualitas dasar untuk berbuat baik, kenapa bagi beberapa orang sangat sulit untuk berbuat baik ?

Saat orang berbuat jahat, sejauh apa dia membodohi dirinya sendiri dengan menurunkan levelnya sendiri ? karena standarnya saja kita diciptakan bersifat baik, artinya saat kita jahat kita sedang dibawah standar !!

Setiap manusia tahu dan mengerti, saat sebuah pekerjaan dikerjakan dengan memenuhi standar atau lebih, maka pekerjaan itu akan menghasilkan sesuatu yang memuaskan dan membuat perasaan senang. Kenapa logika ini tidak bisa diaplikasikan kedalam "standar berbuat baik" yang dari tadi kita bicarakan ? Berdasarkan asosiasi ini, artinya : saat kita berbuat baik kita akan merasa puas dan senang !

So ?
ayo coba kenali diri sendiri kita sebagai manusia...dan mulailah berbuat baik dimanapun dan kapanpun !


6 comments:

Anonymous said...

Let's We..

Anonymous said...

Bukannya itu karena setiap manusia memiliki suatu hubungan dengan Tuhan dan segala sesuatu yang berasal dari Tuhan pasti baik?

...

Tapi kalo begitu Iblis gimana yaa?

Anonymous said...

Siapa bilang diciptakannya iblis itu tidak "baik" ?
Kalau tidak ada makhluk yang terkutuk itu, maka bisa dibilang ngga akan ada surga ataupun neraka kan ?
Iblis hanyalah salah satu makhluk Allah yang mendapat peran antagonis dalam rencana-Nya.
Tentu saja cara Dia merencanakan sesuatu, tidaklah sama dengan cara kita merencanakan sesuatu.

Dan menurutku, kita sebagai manusia, benar-benar diberi kebebasan istimewa untuk memilih berpihak kepada dua kubu. God's side atau Devil's side.Tentu saja dengan keuntungan masing-masing.

Anonymous said...

8erz, Jadi maksudnya kalau kita lagi jahat tuh berarti lagi ngga jadi diri sendiri ya ?

Tapi kalo menurut angel of heaven, saat kita baik, kita bukan jadi diri sendiri juga dan sedang berpihak ke Tuhan... ya kan ?

yang mana yang bener ??

ohya, kalau memang manusia adalah makhluk yang pada dasarnya baik, kenapa gwa ngerasa labih enak atau asyik saat gwa ngejalanin hal-hal yang ngga baik ?

kalau menurut gwa, baik buruk tuh gmn pendapat orang.
orang yang stress di kantor mungkin ngerasa kalau clubbing tuh baik buat dia. ya ga ?

eighterz said...

@ Jill

Yap, begitulah menurutku, kita sedang tidak jadi diri sendiri saat kita berbuat jahat. semua orang mengenal istilah " kita jahat karena kita dipengaruhi bisikan setan atau nafsu". seolah setan telah menjadi bagian diri kita dan memang lumrah untuk berpihak pada dia, toh kita senang-senang aja.

tapi, kalau dirunut dari sudut pandang "manusia tuh standarnya makhluk yang baik", pandangan kita bisa berubah jauh sekali. artinya, saat kita berbuat jahat, bukan setan atau nafsu atau hasrat (apapun namanya) yang memang "kuat" dan menang atas diri kita, melainkan karena kitanya sendiri yang merendahkan sikap kita dibawah standar.

Kamu merasa lebih enak saat ngejalanin hal-hal yang ngga baik ? oke, aku juga merasakan itu, tetapi untuk berapa lama ?
kepuasan saat kita berbuat baik bertahan jauh lebih lama daripada saat kita berbuat tidak baik.

Ngga perlu dibikin ruwet sih, cukup rasakan sendiri aja. aku percaya setiap manusia akan selalu merasa puas dan senang saat dia "do something good". natural kok. santai dan rasakan.

Anonymous said...

Makanya,
berbuat baik itu tidak mudah
karena sulitnya merasa tulus ikhlas
sedang berbuat buruk gampang bangeut
karena samasekali gak perlu keikhlasan
cuman butuh nekat dan ketidak-pedulian
Asal gua senang sekarang
nanti sih gimana nanti aja
gua gak peduli lah..