Thursday, January 11, 2007

Smile Death.

"Tujuan hidupku adalah mati dengan terhormat dan tenang"
begitulah pendapat salah satu sahabatku.

Tidak jauh berbeda dengan salah satu keinginanku : "Aku ingin mati dengan tersenyum"

Kalau didengar sekilas, lucu juga yah, tujuan hidup kok mati ??

Tapi kalau dipikir, kalimat ini bermakna sangat dalam. Apa yang bisa membuatmu bisa merasa mati secara terhormat dan tenang ? atau bisa membuatmu mati dengan tersenyum ?

Jawabannya cuma satu, Hidup yang memuaskan.

Kepuasan yang bukan saja merasa puas pada diri sendiri, tapi juga memuaskan Tuhan, Orang lain dan Alam.
Aku pernah mendengar sebuah ungkapan yang kira-kira isinya begini : "Manusia mati meninggalkan nama".
Harta bisa habis diwariskan, Jabatan akan berganti ke orang lain, Anak akan tumbuh sendiri walaupun tidak ada kita, tapi nama adalah sebuah privilege hanya untuk diri kita sendiri.

Berapa banyak orang yang puas akan kehidupanku saat mereka mendengar namaku ketika aku sudah mati ? Berapa banyak yang telah kuberikan pada dunia ini ?
Apakah namaku berarti sesuatu bagi orang-orang ? jelek atau baik ?

Sungguh hebat orang-orang yang namanya tercatat dalam sejarah dunia.
Berapa luas orang yang mengenalku saat aku mati ?
Sampai scope keluarga saja kah ?
Sampai scope kota ? negara? dunia ?

Apa aku bisa menjawab dengan bangga dan lantang saat namaku dipanggil pada pengadilan terakhir nanti ?

Sungguh, kalau aku bisa menggapai yang terbaik dan yakin dengan hal ini, sebelum aku mati, aku akan mati dengan tersenyum.

Pada akhirnya, mati bahagia = hidup bahagia.
formula yang aneh, tapi cukup valid.

"Berjuang dalam hidup untuk terus mengembangkan fisik, mental, logika dan spiritual untuk mencapai level yang terbaik yang bisa kucapai sebagai manusia."
Sesungguhnya aku juga ngga tahu seperti apa "level yang terbaik" itu. Arahnya cuma satu : Maju terus kedepan, memperbaiki kesalahan dan mengembangkan kelebihan.
Benchmarkingnya adalah jumlah senyum puas yang muncul dari hatiku dan banyaknya senyum bahagia dari orang-orang yang bersentuhan denganku, baik secara langsung ataupun tidak langsung.


Sungguh, kalau aku dikelilingi orang-orang yang tersenyum padaku sebelum aku mati, aku akan mati dengan tersenyum. Puas dengan hidupku dan menunggu untuk melihat senyuman dari Tuhan.

So... memang sangat abstrak, luas dan butuh perjuangan. tapi aku ingin bisa mengisi hidupku dengan sebaik-baiknya sehingga aku bisa mati dengan tersenyum !

6 comments:

OeCuPz DaNTa said...

Saya ingin mati dengan senyuman..
senyuman bangga!

Bangga karena hidup
Bangga karena umat-Nya
Bangga karena cinta
Bangga karena keluargaku
Bangga karena lahir sbg AKu, dan
Bangga karena bisa telah menyumbang ilmu kepada nusa dan bangsa..

Anonymous said...

To achieve that, we must have an iron will, a righteous taqwa, a strong heart with patient, love and a knowledge to feel the ultimate thankfulness.

I agree with u 8erz, let's chase for a glimpse of smile when death comes to us..

Anonymous said...

Saya agak iri.
Kurasa dalam satu hal, sejak dulu sampai sekarang, kamu enggak pernah berubah.

eighterz said...

@ anin

Sampai membuat seorang anin iri, aku jadi penasaran hal yang mana yang dimaksud ?

@ darius

Ayo, kita berusaha sampai bisa mati tersenyum !

Anonymous said...

Manusia disebut ciptaan tertinggi
justru karena dia selalu mampu berubah
'tuk senantiasa menyempurnakan kemampuan dirinya
di setiap hari dan di setiap detik detik kehidupannya

Manusia yang tidak pernah berubah
sebetulnya tertahan disuatu titik
Dan itu bisa merugikan dirinya sendiri dan atau orang2 lain

Anonymous said...

Kalau pola kelakuanku sudah "bagus sekali"
masa harus dirubah jadi "kurang bagus sekali" ?